Dalam dunia pendidikan kita diharuskan untuk membuat perangkat pembelajaran agar cara belajar dan mengajar bisa epektif dan berjalan dengan baik. Seorang pendidik selain harus mampu atau menguasai bidang keahliannya atau jurusan pendidikan yang diampunya maka dituntut harus mampu pula membuat perangkat pembelajaran. kenapa seperti itu, karena dengan perangkat pembelajaran maka kita akan mudah mengelola kelas dengan baik, dalam artian sebelum masuk ke kelas maka kita sudah menyiapkan segala macam kebutuhan dengan persiapan yang matang. Berikut beberapa perangkat pembelajaran yang harus disiapkan oleh pendidik sebelum dia masuk ke ruangan kelas: 1. Pekan efektif ini biasanya didapatkan dengan melihat kalender pendidikan 2. Prota atau sering dikenal dengan program tahunan 3. Promes atau program semester Silabus 4. RPP (Rencana Perangkat Pembelajaran) Format penilaian 5. Buku materi pembelajaran itu adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Selain itu
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah.
Pendididkan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh
setiap manusia. Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan
manusia yang lain, manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang
berguna bagi sesamanya.
Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang
beranggapan bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam
kenyataanya pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman
yang dijalani dalam kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan
seumur hidup, Nabi pernah bersabda : Tuntutlah
ilmu dari buain sampai meninggal dunia.
Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas
yaitu mulai sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Selain itu islam juga
mengajarkan untuk mempelajari tidak hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat
kauniyah, atau kejadian-kejadian di sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa
pendidikan seumur hidup itu sangat benar adanya didalam kehidupan kita.
1.2. Rumusan masalah.
Dari uraian diatas kita dapat
merumuskan bahwa:
1. Apakah konsep dan dasar pendidikan
seumur hidup itu ?
2. Apakah hakikat pendidikan seumur
hidup itu?
3. Bagaimana implikasi pendidikan
seumur hidup ?
1.3. Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui konsep dan dasar pendidikan seumur hidup.
2.
Untuk mengetahui hakikat pendidikan seumur hidup.
3.
Untuk mengetahui Bagaimana implikasi pendidikan seumur hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pngertian Ilmu
Sebelum melangkah
lebih jauh mengenai ilmu maka kita harus mengetahui terlebih dahulu yang
namanya ilmu, adapaun pengertian ilmu adalah “Mengetahui hakikat tentang
sesuatu secara mendalam dan meyakinkan secara gamblang”.
Syarat
– syarat ilmu agama:
1. Harus mempunyei obyek tertentu yang
sesuai dengan aturan agama.
2. Menggunakan metode – metode.
3. Menggunakan sistematika tertentu.
4. Bersifat fraktis.
5. Sebagai tuntunan bagi umat – umatnya dalam menjalankan agamanya.
2.2. Konsep dan Dasar Pendidikan Seumur
Hidup
Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh
para pakar pendidikan dari zaman kezaman. Apalagi bagi umat islam, jauh sebelum
orang-orang barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup,
sebagai mana dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang berbunyi
طلب العلم من المهد الى اللحدا
Artinya: tuntutlah ilmu dari
buaian sampai meninggal dunia.
Azas
pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan
merupakan suatu proses kontinue, yang bemula sejak seseorang dilahirkan hingga
meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara
informal, non formal maupun formal baik yang berlansung dalam keluarga,
disekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
Untuk indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup
baru mulai dimasyarakat melalui kebijakan Negara (Tap MPR No. IV / MPR / 1970
jo. Tap No. IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip
pembangunan nasional, antara lain :
- Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang )
- Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan).
Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan
seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya". Jadi dapat pula dikatakan bahwa
pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan
jalur pendidikan diluar sekolah. Jalur pendidikan sekolah meliputi pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Dan jenis pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik profesi,
vokasi, keagamaan dan khusus.
Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan
nonformal dan informal. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembalikan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional
serta mengembangkan sikap keprobadian hidup. Pendidikan nonformal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain
yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik.
Pendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan
oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan
keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan
aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang
mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota
keluarganya yang bersangkutan. peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan
kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.
"setiap
warga Negara berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui
pendidikan sekolah ataupun luar sekolah dengan demikian, setiap warga Negara
diharapkan dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam
mengembangkan dirinya sebagai manusia Indonesia ".
Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas
keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung selama manusia hidup, baik dalam
maupun diluar sekolah.
2.3. Hakikat Pendidikan seumur hidup
Hakikat pendidikan seumur hidup
adalah pendidikan yang bertujun untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya,
mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun yang
rohaniah, menumbuhsuburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah
(habluminalloh), dengan manusia (habluminannas), dan dengan alam
(hablumminal’alam).
Dengan demikian, pendidikan Islam
itu berupaya untuk mengembangkan individu sepenuhnya, maka sudah sewajarnyalah
untuk dapat memahami hakikat pendidikan Islam itu bertolak dari pemahaman
terhadap konsep manusia menurut Islam, yang sebagaimana disebutkan dalam
Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 30, bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi
ini, dengan esensi bahwa manusia diberi amanah oleh Allah untuk memimpin alam.
Dalam hal ini manusia bertugas untuk memelihara dan memanfaatkan alam guna
mendatangkan kemaslahatan bagi manusia.
Agar dapat melaksanakan fungsinya
sebagai khalifah, manusia harus memaksimalkan potensi Jasmani (berkenaan dengan
organ-organ fisik manusia) dan potensi rohani (kekuatan yang terdapat dalam
batin manusia, yakni akal, kalbu, roh, fitrah, dan nafsu) yang ada dalam diri
manusia. Atas dasar itulah apabila dikaitkan dengan hakikat pendidikan yang
berperan untuk mengembangkan potensi manusia itu, dikembangkan semaksimal
mungkin. Bertolak dari potensi manusia tersebut di atas maka ada beberapa aspek
pendidikan yang perlu dididikkan pada manusia, yaitu aspek pendidikan ketuhanan
dan akhlak, pendidikan akal dan ilmu pengetahuan, pendidikan kejasmanian,
kemasyarakatan, kejiwaan, keindahan, dan ketrampilan. Kesemuanya diaplikasikan
secara seimbang.
2.4. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur
Hidup .
Implikasi disini diartikan sebagai akibat lansung atau
konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang
merupakan tindak lanjut atau follow up dari suatu kebijakan atau keputusan
tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Penerapan
azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan
di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidika seumur
hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori
yaitu:
1.
Pendidikan
baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup
dikarenakan relefansinya yang ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab
masih banyaknya penduduk yang buta huruf, mereka lebih senang menonton TV,
mendengarkan Radio, Mengakses internet dari pada membaca. Meskipun cukup sulit
untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap pembangunan sosial
ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan masyarakat misalnya
petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka.
Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui bahan bacaan utamanya. Oleh
sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
1. Memberikan kecakapan membaca,
menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
2. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang
diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.
2.
Pendidikan
vokasional.
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan
diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan
formal dan non formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar
para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat
penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak
boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan majunya
ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut
pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.
3.
Pendidikan
professional.
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat
profesi telah tercipta Built in Mechanism yang memungkinkan golongan
profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut
metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab
bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi
professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
4.
Pendidikan
ke arah perubahan dan pembangunan.
Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai
dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi
kehidupan masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai
dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya
menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinue (lifelong education).
Pendidikan
bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas
pendidikan seumur hidup.
5.
Pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju
dan kritis, baik rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang
demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi
setiap warga Negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinue dalam
koteks ini merupakan konsekuensinya. Dan dimana semua yang namanya ilmu sampai
kapanpun akan tetap dibutuhkan apalagi mengingat dengan semakin majunya zaman
maka pendidikanpun akan tetap terus berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pendidikan seumur
hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan
keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung
dalam keseluruhan kehidupan manusia. proses pendidikan seumur hidup berlangsung
secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal,
proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar
tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.
Penerapan
cara berfikir menurut azas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah pandangan
kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah
adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama
adalah sebagai motifator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalm hal
belajar, sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga
dalam rangka pandangan mengenai pandidikan seumur hidup, maka semua orang
secara potensial merupakan anak didik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Daulay, Haidar Putra, Pndidikan Islam, Kencana : Jakara, 2004
2. Hasbulloh, Dasar-dasar ilmu
pendidikan, Rajawali pers Jakarta, 2001
3. Mudya Rahardjo, Redja. Pengantar
pendidikan, Rajawali pers Jakarta, 2001
4. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
tentang SISDIKNAS, Citra Umbara Bandung, 2003
5. Internet
kelinci99
ReplyDeleteTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino